WARNING: Spoiler everywhere!!!
Melanjutkan episode sebelumnya "Sorry Baby" yang tidak sempat saya review, beserta semua episode-episode awal yang tidak saya bahas secara lebih spesifik. Killling Eve kembali dengan episode terbarunya bertajuk "I Have A Thing About Bathrooms". Episode 5 ternyata penuh dengan fakta baru yang cukup mengejutkan. Beberapa pertanyaan pada artikel sebelumnyapun bahkan sudah terjawab di episode ini. Pada episode sebelumnya: Eve berhasil menyelamatkan Frank (mantan rekan kerjanya di MI5) yang tengah menjadi target sasaran Villanelle. Dari kejadian ini, terungkap satu kebenaran bahwa selama ini Frank adalah informer dari kelompok organisasi bernama "Twelve". Menurut kesaksian Frank dihadapan Eve dan Carolyn, Twelve menawarkan bantuan untuk membiayai pengobatan istrinya yang sedang sakit keras. Sementara sebagai gantinya, Frank harus memberikan informasi tentang apapun dan siapapun yang ada di department keamanan MI5. Sesuatu yang tidak begitu sulit untuk Frank lakukan demi keselamatan istri dan keluarganya (meski pada akhirnya istrinya tetap meninggal). Dan mungkin sebentar lagi Frank pun akan segera menyusul istri tercintanya dengan bantuan sebilah pisau milik Villanelle.
Siapa sebenernya Twelve?
Mungkin belum begitu jelas soal Twelve yang masih terkesan samar-samar. Angka 12 (twelve) yang berarti kekuatan penuh, diasosiasikan dengan 12 jumlah bulan dalam satu tahun, 12 jumlah murid, 12 hari natal, setidaknya begitulah pendapat Kenny, hacker andalan yang jati dirinya akan segera saya ungkap disini. Asumsi Kenny mengenai Twelve dapat dibenarkan, Frank menyebut bahwa pola pembunuhan yang dilakukan Villanelle selama ini adalah keinginan dari Twelve untuk mendestibilisasi dan membuat kekacauan. Dan hal tersebut menunjukan betapa powerful kelompok ini.
The Code Name Villanelle
Nampaknya novel tersebut benar adanya. Villanelle is not really Villanelle. It's just a fake name. Terpujilah Kenny atas penelusuran data yang ia lakukan. Setelah pengakuan Frank, Eve menyebut satu nama untuk diselidiki. Seseorang bernama Oksana, yang ia yakini sebagai identitas asli dari 2 wanita pembunuh (Villanelle dan Nadia) paskah kegagalan mereka mengakhiri hidup Frank. Dari hasil penelusuran Kenny diketahui bahwa Oksana Astonkova adalah Villanelle yang dipenjara 4 tahun lalu. Dan entah bagaimana ia dilaporkan meninggal di dalam penjara setelah membunuh seorang pria dan memotong kemaluannya. Tentu kematian tersebut hanya rekayasa semata, karena nyatanya, Oksana kini tengah bersiap menyelesaikan misi terbarunya untuk menghabisi Frank.
Villanelle mengunjungi Eve
Seiring dengan informasi yang terus digali mengenai Oksana, tak menggetarkan nyali Villanelle untuk menyelesaikan misi pembunuhannya. Demi melacak kembali keberadaan Frank, ia dengan santai menyusup masuk ke dalam rumah Eve sebagai tamu dadakan yang sama sekali tak diharapkan kehadirannya. Bisa kalian bayangkan, betapa takutnya Eve saat mengetahui rumahnya telah dimasuki oleh seorang psikopat. Namun adegan menegangkan ini sedikit tersamarkan oleh beberapa tingkah konyol keduanya. Penasaran? silahkan tonton sendiri yah! 😋
Rahasia Carolyn, hingga kali terakhir Frank gosok gigi
Malam itu, jadi malam yang panjang bagi Eve. Setelah makan malamnya bersama Villanelle usai (yang ditandai dengan penyerahan secara paksa telepon genggam berisi rekaman pengakuan Frank), Eve buru-buru mendatangi kediaman Carolyn untuk meminta pertolongan. Wajah Eve nampak mengkerut tegang untuk beberapa saat, lalu terperangah kaku saat mendapati Kenny tengah makan malam bersama Carolyn dan beberapa tamu lainnya. Setengah tidak percaya, Kenny ternyata anak kandung Carolyn yang selama ini ia tutup-tutupi. Jangankan Eve, sayapun merasa tertipu. Mengapa Carolyn harus merahasiakan identitas Kenny yang sebenarnya? Apakah ada kemungkinan bahwa Carolyn juga tengah merahasiakan hal-hal penting lainnya? Sulit untuk menebak apa yang sebenarnya terjadi, dan siapa yang sesungguhnya benar-benar dibodohi. Bahkan Frank yang terkesan tidak becus dalam menangani kasus pembunuhanpun nyatanya sengaja berbuat demikian karena ia adalah kaki tangan Twelve. Tetapi yang masih menjadi pertanyaan adalah, mengapa kini Frank diburu? belum ada penjelasan untuk pertanyaan yang satu ini, bahkan hingga di detik-detik terakhir hidup Frank. Rumah perlindungan tidak benar-benar dapat melindunginya, tempat tersebut hanya memperlambat gerak Villanelle untuk mengakhiri nyawa Frank. Sekarang Frank telah tiada. Telepon genggam Eve telah menjadi senjata paling ampuh untuk membunuh pria menyebalkan itu. Mayat Frank terbaring manjaah mengenakan gaun (Villanelle did it), malangnya lagi ia dimutilasi tepat di daerah kemaluannya. RIP Frank 😟
Melanjutkan episode sebelumnya "Sorry Baby" yang tidak sempat saya review, beserta semua episode-episode awal yang tidak saya bahas secara lebih spesifik. Killling Eve kembali dengan episode terbarunya bertajuk "I Have A Thing About Bathrooms". Episode 5 ternyata penuh dengan fakta baru yang cukup mengejutkan. Beberapa pertanyaan pada artikel sebelumnyapun bahkan sudah terjawab di episode ini. Pada episode sebelumnya: Eve berhasil menyelamatkan Frank (mantan rekan kerjanya di MI5) yang tengah menjadi target sasaran Villanelle. Dari kejadian ini, terungkap satu kebenaran bahwa selama ini Frank adalah informer dari kelompok organisasi bernama "Twelve". Menurut kesaksian Frank dihadapan Eve dan Carolyn, Twelve menawarkan bantuan untuk membiayai pengobatan istrinya yang sedang sakit keras. Sementara sebagai gantinya, Frank harus memberikan informasi tentang apapun dan siapapun yang ada di department keamanan MI5. Sesuatu yang tidak begitu sulit untuk Frank lakukan demi keselamatan istri dan keluarganya (meski pada akhirnya istrinya tetap meninggal). Dan mungkin sebentar lagi Frank pun akan segera menyusul istri tercintanya dengan bantuan sebilah pisau milik Villanelle.
Siapa sebenernya Twelve?
Mungkin belum begitu jelas soal Twelve yang masih terkesan samar-samar. Angka 12 (twelve) yang berarti kekuatan penuh, diasosiasikan dengan 12 jumlah bulan dalam satu tahun, 12 jumlah murid, 12 hari natal, setidaknya begitulah pendapat Kenny, hacker andalan yang jati dirinya akan segera saya ungkap disini. Asumsi Kenny mengenai Twelve dapat dibenarkan, Frank menyebut bahwa pola pembunuhan yang dilakukan Villanelle selama ini adalah keinginan dari Twelve untuk mendestibilisasi dan membuat kekacauan. Dan hal tersebut menunjukan betapa powerful kelompok ini.
The Code Name Villanelle
Nampaknya novel tersebut benar adanya. Villanelle is not really Villanelle. It's just a fake name. Terpujilah Kenny atas penelusuran data yang ia lakukan. Setelah pengakuan Frank, Eve menyebut satu nama untuk diselidiki. Seseorang bernama Oksana, yang ia yakini sebagai identitas asli dari 2 wanita pembunuh (Villanelle dan Nadia) paskah kegagalan mereka mengakhiri hidup Frank. Dari hasil penelusuran Kenny diketahui bahwa Oksana Astonkova adalah Villanelle yang dipenjara 4 tahun lalu. Dan entah bagaimana ia dilaporkan meninggal di dalam penjara setelah membunuh seorang pria dan memotong kemaluannya. Tentu kematian tersebut hanya rekayasa semata, karena nyatanya, Oksana kini tengah bersiap menyelesaikan misi terbarunya untuk menghabisi Frank.
Villanelle mengunjungi Eve
Seiring dengan informasi yang terus digali mengenai Oksana, tak menggetarkan nyali Villanelle untuk menyelesaikan misi pembunuhannya. Demi melacak kembali keberadaan Frank, ia dengan santai menyusup masuk ke dalam rumah Eve sebagai tamu dadakan yang sama sekali tak diharapkan kehadirannya. Bisa kalian bayangkan, betapa takutnya Eve saat mengetahui rumahnya telah dimasuki oleh seorang psikopat. Namun adegan menegangkan ini sedikit tersamarkan oleh beberapa tingkah konyol keduanya. Penasaran? silahkan tonton sendiri yah! 😋
Rahasia Carolyn, hingga kali terakhir Frank gosok gigi
Malam itu, jadi malam yang panjang bagi Eve. Setelah makan malamnya bersama Villanelle usai (yang ditandai dengan penyerahan secara paksa telepon genggam berisi rekaman pengakuan Frank), Eve buru-buru mendatangi kediaman Carolyn untuk meminta pertolongan. Wajah Eve nampak mengkerut tegang untuk beberapa saat, lalu terperangah kaku saat mendapati Kenny tengah makan malam bersama Carolyn dan beberapa tamu lainnya. Setengah tidak percaya, Kenny ternyata anak kandung Carolyn yang selama ini ia tutup-tutupi. Jangankan Eve, sayapun merasa tertipu. Mengapa Carolyn harus merahasiakan identitas Kenny yang sebenarnya? Apakah ada kemungkinan bahwa Carolyn juga tengah merahasiakan hal-hal penting lainnya? Sulit untuk menebak apa yang sebenarnya terjadi, dan siapa yang sesungguhnya benar-benar dibodohi. Bahkan Frank yang terkesan tidak becus dalam menangani kasus pembunuhanpun nyatanya sengaja berbuat demikian karena ia adalah kaki tangan Twelve. Tetapi yang masih menjadi pertanyaan adalah, mengapa kini Frank diburu? belum ada penjelasan untuk pertanyaan yang satu ini, bahkan hingga di detik-detik terakhir hidup Frank. Rumah perlindungan tidak benar-benar dapat melindunginya, tempat tersebut hanya memperlambat gerak Villanelle untuk mengakhiri nyawa Frank. Sekarang Frank telah tiada. Telepon genggam Eve telah menjadi senjata paling ampuh untuk membunuh pria menyebalkan itu. Mayat Frank terbaring manjaah mengenakan gaun (Villanelle did it), malangnya lagi ia dimutilasi tepat di daerah kemaluannya. RIP Frank 😟
Tidak ada komentar:
Posting Komentar